berikut ini merupakan makalah mengenai tawuran remaja yang semakin membudaya di kalangan kaum remaja Indonesia.
" DADA SANG GARUDA
DISAYAT SISWA SMA 70 JAKARTA"
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB.
I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan
BAB.
II PERMASALAHAN
II.1 Harapan – Kenyataan
II.2 Sebab-sebab
BAB.
II PEMECAHAN MASALAH
BAB.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pancasila
merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang
majemuk.Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara
Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas
keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah,
pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu
sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
Namun,
seiring dengan perjalanan waktu nilai-nilai yang terdapat pada butir-butir
pancasila semakin mengkhawatirkan.Mulai dari sila Ketuhanan yang maha Esa
hingga sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pun telah
ternoda.Banyak aliran-aliran sesat yang “berkeliaran” di bumi Indonesia.
Banyak
pelanggaran-pelanggaran HAM terjadi di Indonesia.Tak sedikit pula
pertikaian-pertikaian terjadi di Indonesia yang sangat menodai sila persatuan
Indonesia.Sila keempat pun tak luput dari penodaan, seperti banyak oknum-oknum
yang memaksakan kehendak sendiri tanpa jalan musyawarah.Apalagi untuk sila
kelima, Indonesia seperti sudah tidak mengenal keadilan.
Akhir-akhir
ini banyak media yang menyorot sebuah kejadian atau peristiwa yang sangat
mencengangkan dan sangat merusak citra sila-sila yang ada di dada sang garuda
pancasila. Perkelahian antara siswa SMA 6 Jakarta dengan SMA 70 Jakarta yang
memakan “tumbal” seorang siswa SMA 6 Jakarta. Sungguh ironis, di saat Indonesia
tengah dahaga akan generasi yang cerdas tapi para generasi-generasi muda malah
mengedepankan kekerasan. Akankah nanti Indonesia akan di pimpin oleh
calon-calon preman ini????
Sebuah
masalah yang begitu klasik sekali yang memprihatinkan.Oleh karena itu, saya
ingin mengupas permasalahan ini menjadi judul makalah saya.Karena saya rasa ini
telah menodai butir-butir pancasila terutama mengenai sila persatuan Indonesia.
1.2
Tujuan
a.
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah pendidikan
pancasila
b.
Untuk mengetuk matahati para generasi muda
c.
Dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang
berkaitan
BAB II
PERMASALAHAN
II.
1 HARAPAN – KENYATAAN
Pemuda
adalah harapan bangsa. Kelak mereka yang akan menahkodai bangsa ini. Semua
tergantung dari seberapa besar pengorbanan yang akan mereka persembahkan. Kita
hanya bisa berharap semoga mereka mampu memaksimalkan kinerja mereka
masing-masing untuk memajukan bangsa ini. Jika kita menyusuri sejarah bangsa
ini, kita akan bertemu generasi 1900-an yang mempelopori kebangkitan nasional
dengan terbentuknya Boedi Oetomo sebagai organisasi yang boleh dikatakan
sebagai titik awal terbentuknya organisasi yang bersifat nasional. Dilanjutkan
dengan perjuangan generasi 1928 yang berhasil mempelopori persatuan nasional
melalui Sumpah Pemuda. Lalu, kita akan bertemu dengan generasi 1945 yang
mempelopori perjuangan kemerdekaan dan generasi 1966 yang berhasil mengakhiri
rezim Orde Lama. Semua angkatan itu silih berganti sampai datang angkatan 1998
yang mampu menumbangkan rezim Orde Baru. rangkaian sejarah ini membuktikan
bahwa peran pemuda sangat dinantikan untuk percepatan perbaikan bangsa. Mereka
bersatu dengan meluruskan akhlak dan niat untuk menuju perbaikan Indonesia.
Mereka bergerak di bawah kepemimpinan yang jelas dan terarah. Mereka bersatu
padu seperti seikat sapu lidi yang mampu membersihkan sampah-sampah yang
berserakan.
Melihat
kenyataan yang terjadi saat ini, maka dibutuhkan sosok pemuda yang dapat
melakukan akselerasi perbaikan bangsa. Akselerasi tersebut dapat terwujud melalui
tindakan nyata dan peran yang dapat mereka berikan. Lalu, peran seperti apakah
yang dapat membawa kita menuju ke gerbang kesejahteraan ?. Tidak adanya ekonom
brilian yang bergerak bersama di negeri ini untuk dapat memahami, mencerna dan
menemukan jalan keluar bagi krisis ekonomi merupakan salah satu penyebab
kemunduran bumi pertiwi. Begitu juga dimensi-dimensi lain dimana masing-masing
pribadi bergerak sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keuntungan pribadi.
Mereka memang manusia-manusia brilian dan jenius tetapi seperti lidi yang
berserakan, tidak terorganisasi menjadi kekuatan bangsa di bawah sebuah
kepemimpinan yang solid. Kepemimpinan yang kuat dan baik tidaklah menjamin
semua kesulitan kita selesai, tapi kepemimpinan yang kuat dan baik memastikan bahwa
semua solusi strategis dan teknis yang kita rumuskan dapat bekerja secara benar
dan efektif. Tapi, itu pulalah yang menjadi kunci masalah dimana semua berakar
dari sana : krisis akhlak dan kepemimpinan.
Akhir-akhir ini Indonesia di
hebohkan dengan berita tawuran antara pelajar SMA 6 Jakarta dengan pelajar SMA
70 Jakarta yang merenggut seorang korban
tewas bernama Alaway (siswa SMA 6 Jakarta).
Sungguh ironis jika kita melihat
kemerosotan moralitas yang terjadi dikalangan generasi-generasi muda Indonesia
saat ini.Dari tahun ketahun tawuran antar pelajar semakin marak
terjadi.Kebanyakan penyebabnya adalah hal-hal yang sangat sepele.Seperti
berawal dari saling ejek yang ujung-ujungnya berakhir dengan tawuran.Yang
sangat memprihatinkan, beberapa tawuran pelajar berbuntut pada jatuhnya korban
jiwa.Pasalnya, para pelajar-pelajar yang melakukan tawuran tak hanya
bersenjatakan tangan hampa, tak tangung-tanggung mereka membawa barang-barang
tajam seperti gir sepeda, bambu, bahkan parang ataupun samurai.
Jika saja para generasi muda
Indonesia berkarakter preman seperti ini, akankah negeri ini kelak menjadi
negerinya para preman. Dahulu para pendiri bangsa Ini sangat kagum akan
jiwa-jiwa para pemuda. “ berikan aku 10 pemuda, maka aku akan merubah dunia ini
“ kata bung Karno. Namun moral para pemuda-pemuda Indonesia saat ini sungguh
memprihatinkan.Tawuran yang tidak ada habisnya seolah meperlihatkan bahwa saat
ini tawuran pelajar sudah menjadi budaya. Dan jika kita kaitkan dengan
nilai-nilai luhur bangsa ini yang tertuang pada sila pancasila, mereka seolah
akan menjadi manusia yang tidak beradab.
II.2 SEBAB-SEBAB
PERMASALAHAN
Banyak sekali
faktor-faktor yang menyebabkan munculnya karakter-karakter preman pada diri
remaja indonesia yang dapat merusak masa depan bangsa ini. Mulai dari diri
sendiri, keluarga, sekolah, dan juga lingkungan di mana remaja tersebut bergaul
maupun bermasyarakat.
1. Faktor
internal
Remaja yang terlibat perkelahian biasanya
kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks
di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan
semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak.
Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja
yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi
memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya mudah
putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain
pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk
memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka
mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka
terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka
biasanya sangat membutuhkan pengakuan.
2. Faktor
keluarga.
Rumah tangga yang dipenuhi
kekerasan (kurang harmonis) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat
remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal
yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang
terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang
tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu
bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirnya secara total
terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
3.
Faktor sekolah.
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik
siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari
kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang
siswanya untuk belajar akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan
di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di
mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan
sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang
sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam
“mendidik” siswanya.
4.
Faktor lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap moral remaja. Masa remaja
merupakan masa mencari jati diri atau masa pembentukan karakter. Jika
lingkungan sekitarnya merupakan lingkungan yang baik, seorang remaja akan
mempunyai karekter yang baik. Tapi sebaliknya, jika lingkungan dimana remaja
tersebut tinggal atau bermain sangatlah buruk maka remaja tersebut akan
memiliki moral yang buruk, memiliki karekter-karakter yang tercela di
lingkungan seperti ini lah karakter-karakter preman tersebut tumbuh sehingga
remaaj-remaja tersebut pun cenderung kasar dan susah untuk diatur.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
Tawuran
yang terjadi antara siswa SMA 6 Jakarta dengan siswa SMA 70 Jakarta yang
menewaskan seorang siswa SMA 6 Jakarta bernama Alawy merupakan tamparan bagi
dunia pendidikan Indonesia. Pendidikan Indonesia menjadi sorotan publik atas
kejadian ini. Pemerintah dalam hal ini adalah kementrian pendidikan berfikir
keras mencari solusi ataupun pemecahan dalam menangani masalah tawuran yang
telah menjadi budaya di kalangan generasi-generasi muda Indonesia.
Pencegahan tawuran tidak bisa dilakukan dengan sekali tindak,
sebab penyebab terjadinya perkelahian yang berujung dengan tawuran juga tidak
dengan tiba-tiba. Membutuhkan kerjasama banyak pihak untuk mencegahnya. Berikut
ini adalah cara mencegah dan menanggulangi tawuran:
Pendidikan dari Keluarga Sejak Dini
Keluarga merupakan lingkup lingkungan yang paling kecil.
Hal-hal mendasar dari sikap baik atau buruknya seseorang berawal dari didikan
lingkup keluarga. Oleh karena itu, pendidikan yang baik dari keluarga tentang
kedisiplinan, tenggang rasa, dan saling menghormati sangat diperlukan. Terlebih
dengan penanaman nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Jika sudah sejak
kecil sudah terbiasa akan didikan yang baik dan benar, maka insya Allah ketika
dewasa seorang anak tidak akan bertindak yang melanggar norma agama maupun
norma kehidupan.
Tanamkan Pendidikan Agama dan Perilaku dari Sekolah
Setelah keluarga berperan mendidik dengan benar, maka
lingkungan selanjutnya yang bertanggungjawab adalah pihak sekolah atau perguruan
tinggi. Anak usia sekolah biasanya suka bereksperimen dalam bergaul, sehingga
jika tidak didukung oleh didikan dari sekolah yang benar bisa saja terjadi
eksperimen yang berbahaya dan membahayakan. Tawuran misalnya. Bergaul dan
berkumpul dengan sesama remaja sekolah di pinggir jalan (biasanya dilakukan
setelah pulang sekolah) bisa menyebabkan saling ejek antara siswa satu sekolah
dengan siswa sekolah lain yang berujung pada tawuran antar sekolah.
Hal ini sangat biasa terjadi dalam lingkungan sekolah yang
kurang menanamkan pendidikan agama dan pendidikan perilaku. Sebagian sekolah
kurang memperhatikannya karena tuntutan kurikulum sekolah yang mengacu pada
nilai akademik. Perubahan kurikulum sekolah dari Kemendiknas untuk memperbanyak
pendidikan attitude sangat diperlukan, terutama pada tingkat Sekolah
Dasar. Pihak sekolah juga seharusnya berinovasi semaksimal mungkin agar
penanaman akhlak kepada siswanya bisa diterima dengan baik.
Memilih Teman Bergaul dalam Masyarakat
Lingkungan masyarakat ini yang paling luas cakupannya.
Terkait dengan pergaulan seseorang. Tidak ada yang bisa memfilter pergaulan
seseorang ketika sudah mengenal masyarakat luas. Istilahnya masyarakat itu
merupakan alam bebas. Tak ada lagi istilah dituntun berjalan. Hanya
pribadi masing-masing orang yang bisa mencegahnya. Hati-hati memilih kawan
bergaul, harus selektif. Penanaman pendidikan perilaku mendasar sudah
diberikan oleh keluarga dan sekolah. Memang antar semuanya saling terkait. Kita
sebagai komponen masyarakat hendaknya selalu berusaha menasihati dan
mengingatkan akan bahaya risiko akibat dari tawuran.
Jangan sekali-kali beranggapan bahwa tawuran itu hal yang
biasa, sudah tak perlu lagi diwaspadai. Tawuran merupakan bahaya turunan, jika
anak-anak kita sudah berani bertindak kekerasan secara jamaah maka bukan
mustahil cucu kita nanti juga akan menuruni sifat orangtuanya.
Intinya, pendidikan agama dan attitude harus
dilakukan kapanpun dan dimanapun oleh semua komponen luas baik itu keluarga,
sekolah dan lingkungan masyarakat itu sendiri untuk mencegah terjadinya
mencegah tawuran. Termasuk tanggungjawab kita, orang-orang yang masih berpikir
logis bahwa tawuran itu hal yang tidak baik, berbahaya, dan merusak banyak
fasilitas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Tawuran
pelajar yang semakin marak terjadi di Indonesia dapat digolongkan sebagi salah
satu tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Selain merusak nilai dari sila persatuan Indonesia, tapi juga
menodai sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Perilaku yang sangat
bertentangan nilai-nilai luhur dari bangsa Indonesia ini.
Tawuran
yang terjadi di Jakarta antara para pelajar SMA 6 Jakarta dengan para pelajar
SMA70 Jakarta yang memakan korban tewas siswa SMA 6 Jakarta merupakan salah
satu dari sekian banyak kasus tawuran terjadi di Indonesia. Moral anak bangsa
yang semakin memburuk sangat memprihatinkan bagi nasib masa depan bangsa
Indonesia ini.
Banyak
faktor yang mempengaruhi semakin maraknya budaya tawuran dikalangan remaja.
Mulai dari faktor keluarga, lingkungan, sekolah, dan juga faktor moral remaja
Indonesia yang mengalami kemrosotan. Perlu ada upaya pencegahan yang dilakukan
oleh semua pihak. Pemerintah yang dalam hal ini kementrian pendidikan hendaknya
mampu memberikan sebuah pencegahan agar moral remaja tidak semakin terpuruk.
Peran keluarga juga sangat diperlukan untuk menciptakan karakter-karekter
remaja yang bermoral mulia. Sehingga menciptakan generasi-generasi muda harapan
bangsa yang tangguh dalam segala hal.
DAFTAR PUSAKA
0 komentar:
Post a Comment